Waspada Kematian Bisnis Retail !!!!

                       Perkembangan Bisnis Retail menjadi pembahasan yang cukup mengejutkan akhir akhir ini. Pelaku ritel moderen yang menguasai pangsa pasar ritelpun merasa terjadi penurunan daya beli yang cukup signifikan, sehingga banyak gerai-gerai mereka yang tutup dan terlibas oleh zaman. Hal ini menjadi salah satu indikator bahwa terjadi penurunan daya beli di masyarakat. Namun, apakah hal ini benar adanya? Karena Rhenald Khasali sebagai seorang Ahli manajemen pemasaran dan pengamat mengatakan bahwa terjadi shifting bedar-besaran, Artinya, konsumen sudah mulai tidak gagap teknologi lagi, sehingga banyak yang berubah pola pembelian mereka dari off line menjadi on line.

                   Nielsen Mencatat, bahwa perkembangan Bisnis ritel pada kuartal 1 tahun 2017 hanya mencapai 3,7 persen. Hal ini sungguh jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, sisi lain produk Fast Moving Consumer good (FMCG) mengalami peningkatan diangka 7 persen dalam hal konsumsi. Perbandingan ini dimunculkan ketika membandingkan dengan supermarket yang hanya mencatat angka kenaikan 0,4 persen. Apa yang menjadi alasan kira2?, salah satunya adalah kemungkinan besar , alasan praktis dan kecepatan. Tapi, jangan berkecil hati, pada Bulan September 2017 kondisi retail membaik dimana  terjadi kenaikan ke angka 5%.     Hal ini setidaknya membuat keyakinan akan membaik pada kuartal berikutnya.                 

                       Optimisme pertumbuhan retail pada tahun 2017 ini juga diperkuat dari peningkatan belanja rumah tangga dengan anggaran bekanja 5000 dolar  sd 15.000 dolar yang saat ini menguasai 36-40% dari total populasi masyarakat Indonesia. Hal ini bisa kita lihat dari rilis Nilesen Indonesia masih berada dalam urutan teratas sebagai negara teroptimis di dunia berdasarkan indeks keyakinan konsumen, pada kuartal ke-3 masih menempati urutan ke-3 dunia dibawah Filipina dan India.Nielsen juga mencatat indeks keinginan konsumen Indonesia untuk belanja meningkat dari kuartal III 2017 556% menjadi 60%. Tapi juga ada yang percaya bahwa kuartal ke empat, Indonesia akan menghadapi resesi ekonomi, senilai 53%. Namun sampai saat ini Bulan Agustus Indonesia masih bertahan.

Apakah E-commerce akan merajai?

Orang-orang yang percaya bahwa terjadinya disrupsi dan shifting dalam bisnis retail menyebutkan bahwa pola belanja lewat e-commerce berpengaruh signifikan terhadap bisnis Off line. Faktanya, penjualan Online baru mencapai 1-2 persen dari keseluruhan penjualan retail, namun kita perlu mencatat bahwa transaksi online sebagian besar adalah produk fashion.

Hasil penelitian Direktorat Bisnis kominfo produk yang paling banyak dibeli on line adalah Fahsion yang mencapai angka 74 persen. Pada sisi lain BI memperkirakan bahwa penjualan e-commerce mencapai 2 Trilyun.

Pada tahun 2018 ternyata optimisme juga menghinggapi para taipan pelaku retail. Lihatlah perkembangan PT matahari dept store dan Mitra Adi perkasa, pada thaun 2018, mereka mengalami kenaikan yang cukup mengemmbiarakan. Mengutip laporan keuangan perusahaan matahari pada 3 bulan pertama 2018 membukukan kenaikan penjualan bdan Mitra Adi perkasa juga membukukan penjualan yang cukup menggembirakan. 

ARTINYA APA??
BISNIS RETAIL MODEREN MASIH MENJANJIKAN..
JANGAN KHAWATIR, TAKUT DAN CEMAS
INDONESIA MASIH BAIK BAIK SAJA

lihatlah beberpa pelaku ritel lokal yang masih berani mendirikan ritel moderen.



















Comments

Popular posts from this blog

Rak Toko sembako murah

Ukuran Bangunan Minimarket Ideal

Contoh Lay out dan Rencana Anggaran Biaya